Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Resources / Regulation / Surat Edaran Dirjen Pajak

Surat Edaran Dirjen Pajak – SE 54/PJ.42/1999

Sehubungan dengan berfluktuasinya nilai kurs Rupiah terhadap valuta asing khususnya US$ yang terjadi sejak tahun 1997, sehingga menimbulkan kerugian atau keuntungan luar biasa bagi Wajib Pajak yang mempunyai hutang-piutang dalam valuta asing dalam jumlah yang besar, maka untuk mengurangi dampak pembebanan rugi atau laba selisih kurs pada rugi laba fiskal dipandang perlu dilakukan perubahan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-16/PJ.43/1997 tanggal 27 November 1997 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan Terhadap Selisih Kurs Valuta Asing Dalam Tahun 1997 sebagai berikut :

  1. Ketentuan butir 2 diubah sehingga menjadi berbunyi sebagai berikut :
  2. 2.a.

    Wajib Pajak yang menggunakan sistem pembukuan berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia atau kurs sebenarnya berlaku pada akhir tahun dapat membebankan seluruh kerugian selisih kurs tahun 1997 baik yang telah direalisir maupun yang belum direalisir ke dalam tahun pajak 1997 atau dialokasikan/diamortisasikan dalam jangka waktu selama-lamanya 5 (lima) tahun sejak tahun pajak 1997 secara taat asas.

    2.b.

    Bagi Wajib Pajak yang telah memberitahukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar untuk memilih melakukan amortisasi pembebanan kerugian selisih kurs tahun pajak 1997 dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, dapat memperhitungkan seluruh sisa kerugian selisih kurs tahun pajak 1997 yang merupakan beban amortisasi tahun pajak 1998 dan tahun-tahun pajak berikutnya secara sekaligus dengan keuntungan selisih kurs tahun pajak 1998. Dalam hal setelah perhitungan tersebut masih terdapat sisa kerugian selisih kurs tahun pajak 1997, maka sisa kerugian tersebut tetap harus diamortisasi dalam jangka waktu sisa masa pembebanan amortisasi terhitung sejak tahun pajak 1998.

    2.c.

    Mekanisme perhitungan dimaksud pada butir 2.b. di atas dapat dilakukan melalui pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Badan tahun pajak 1998, atau penerbitan ketetapan pajak, atau peninjauan kembali ketetapan pajak sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk pelaksanaannya, Wajib Pajak harus menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.

    Contoh :

    Tahun Pajak 1997

    Kerugian selisih kurs 1997 Rp. 1.000.000.000,-

    Amortisasi selama lima tahun @

    Rp. 200.000.000,- (20%pertahun)

    Sisa kerugian selisih kurs yang belum diamortisasi Rp. 800.000.000,-

    Tahun Pajak 1998

    a)

    Apabila keuntungan selisih kurs lebih besar dari sisa kerugian selisih kurs

    Keuntungan selisih kurs Rp. 900.000.000,-

    Sisa kerugian selisih kurs tahun 1997 yang belum diamortisasi Rp. 800.000.000,-

    Keuntungan selisih kurs Rp.100.000.000,-
    (digunggungkan dengan penghasilan netto tahun 1998)

    b)

    Apabila keuntungan selisih kurs lebih kecil dari sisa kerugian selisih kurs

    Keuntungan selisih kurs Rp. 650.000.000,-

    Sisa Kerugian selisih kurs tahun 1997 yang belum diamortisasi Rp. 800.000.000,-

    Sisa Kerugian selisih kurs tahun 1997 yang masih harus diamortisasi mulai tahun 1998 Rp. 150.000.000,-

    Amortisasi sisa kerugian selisih kurs tahun 1997 mulai tahun pajak 1998

    Rp. 150.000.000,-
    4

    = Rp. 37.500.000,- /tahun
  3. Hal-hal lain sebagaimana ditegaskan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-16/PJ.43/1997 tanggal 27 November 1999 sepanjang tidak bertentangan dengan Surat Edaran ini, tetap berlaku sebagaimana mestinya.

Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

DIREKTUR JENDERAL PAJAK

ttd

A. ANSHARI RITONGA

Reading: Surat Edaran Dirjen Pajak – SE 54/PJ.42/1999