Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Resources / Regulation / Surat Edaran Dirjen Pajak

Surat Edaran Dirjen Pajak – SE 07/PJ.6/1998

Dalam rangka aplikasi SISMIOP PBB untuk semua sektor, maka saat ini sedang dikembangkan pengolahan data PBB sektor Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan yang dilakukan dengan media komputer.

Untuk memenuhi karateristik program komputer dengan basis ORACLE, maka Nomor Objek Pajak (NOP) Sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-28/PJ.6/1992 tanggal 12 Juni 1992 tentang Petunjuk Teknis Nomor Objek (NOP) Pajak Bumi dan Bangunan perlu disempurnakan sebagai berikut :

  1. Objek Pajak Yang Telah Memiliki Peta/Sket/Denah :
    Untuk Objek PBB Sektor Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan yang sudah mempunyai peta/sket/denah, pemberian NOP atas objek tersebut diatur sebagai berikut :
    1. Struktur Nomor Objek Pajak (NOP) terdiri dari 18 digit:
      1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Digit 1, 2 : Kode Nomor Daerah Tingkat I
Digit 3, 4 : Kode Nomor Daerah Tingkat II
Digit 5, 6, 7 : Kode Nomor Kecamatan
Digit 8, 9, 10 : Kode Nomor Kelurahan/Desa
Digit 11, 12, 13 : Kode Nomor Urut Blok
Digit 14, 15, 16, 17 : Kode Nomor Urut Objek Pajak
Digit 18 : Tanda Khusus;
    1. Kode Nomor Kecamatan ditulis dengan angka sesuai dengan Kode Nomor Kecamatan yang wilayah administrasinya mempunyai batas terpanjang dengan Perkebunan/ Perhutanan/ Pertambangan yang bersangkutan;
    2. Kode Nomor Kelurahan/Desa ditulis dengan angka sesuai Kode Nomor Kelurahan/Desa yang mempunyai batas terpanjang dengan Perkebunan/Perhutanan/Pertambangan yang bersangkutan;
    3. Kode Nomor Urut Blok ditulis dengan nomor setelah nomor terakhir blok pada kelurahan/desa yang dimaksud sesuai ketentuan pada angka 3;
    4. Kode Nomor Urut Objek Pajak ditulis dengan angka sesuai dengan nomor urut Objek Pajak masing-masing sektor Perkebunan/Perhutanan/Pertambangan di Daerah Tingkat II yang bersangkutan;
    5. Tanda Khusus ditulis dengan :

      – Angka 1 untuk kode khusus Objek Perkebunan
      – Angka 2 untuk kode khusus Objek Perhutanan
      – Angka 3 untuk kode khusus Objek Pertambangan Non Migas

      – Angka 4 untuk kode khusus Objek Pertambangan Migas dan Panas Bumi.

  1. Objek Pajak Yang Belum Memiliki Peta/Sket/Denah :
    Untuk Objek PBB Sektor Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan yang belum mempunyai peta/sket/denah, pemberian NOP atas objek tersebut diatur sebagai berikut :
    1. Struktur Nomor Objek Pajak (NOP) terdiri dari 18 digit :
      1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Digit 1, 2 : Kode Nomor Daerah Tingkat I
Digit 3, 4 : Kode Nomor Daerah Tingkat II
Digit 5, 6, 7 : Kode Nomor Kecamatan
Digit 8, 9, 10 : Kode Nomor Kelurahan/Desa
Digit 11, 12, 13 : Kode Nomor Urut Blok
Digit 14, 15, 16, 17 : Kode Nomor Urut Objek Pajak
Digit 18 : Tanda Khusus;
    1. Kode Nomor Kecamatan, Kelurahan/Desa dan Blok ditulis dengan angka 0 0 0
    2. Kode Nomor Urut Objek Pajak ditulis dengan 0 0 0 1 dan seterusnya, sesuai dengan nomor urut Objek Pajak masing-masing sektor Perkebunan/Perhutanan/Pertambangan di Daerah Tingkat II yang bersangkutan;
    3. Tanda Khusus ditulis dengan :

      – Angka 1 untuk kode khusus Objek Perkebunan
      – Angka 2 untuk kode khusus Objek Perhutanan
      – Angka 3 untuk kode khusus Objek Pertambangan Non Migas

      – Angka 4 untuk kode khusus Objek Pertambangan Migas dan Panas Bumi.

  1. Contoh pengisian secara lengkap Nomor Objek Pajak untuk Objek Pajak sektor Perkebunan/Perhutanan/Pertambangan baik yang sudah memiliki peta/sket/denah ataupun yang belum, sebagaimana terlampir.

  2. Peta Objek PBB Perkebunan/Perhutanan/Pertambangan dibuat dalam lembar peta tersendiri disesuaikan dengan peta atau sket yang dibutuhkan. Untuk perkebunan/ perhutanan/ pertambangan yang belum jelas batas Dati II-nya, maka selama belum diperoleh batas pasti agar ditentukan batas sementaranya.

  3. Sistem penomoran tersebut di atas disesuaikan dengan pengembangan Sistem Informasi Indikasi Geografis (SIIG) yang merupakan bagian dari SISMIOP.

Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

A.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK
DIREKTUR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

ttd

MACHFUD SIDIK

Reading: Surat Edaran Dirjen Pajak – SE 07/PJ.6/1998